Paradigma masyarakat yang cenderung masih berpikiran gampang menganggap saham bersifat negatif menjadi tantangan terbesar perkembangan dunia investasi khususnya saham di Indonesia. Sebagian besar masyarakat awam yang penulis temui awalnya langsung menganggap saham itu judi. Suatu pandangan yang terlalu terburu-buru tampa sedikitpun mau mengenal saham itu sendiri. Sosialisasi saham juga masih sangat minim hanya terbatas pada golongan akademisi, sebagian masyarakat yang berpikiran terbuka atau moderat dan sebagian lagi golongan yang memang menyukai dunia perdagangan global.
Sederhana saja tampa saham anda tidak akan pernah mengenal perusahaan. Faktanya sebagian besar masyarakat di planet bumi bekerja pada bentuk usaha yang namanya perusahaan. Mulai dari keperluan rumah tangga, perbankan, sampai dengan pesawat terbang semuanya di produksi oleh sebuah perusahaan. Peran saham terletak dari sumber modal usaha perusahaan yang berasal dari pemilik perusahaan selain sumber lainnya yaitu hutang.

Sebuah perusahaan mustahil akan ada bila tampa modal untuk menjalankan usaha tersebut. Perusahaan yang pemiliknya tunggal atau sifatnya perusahaan tertutup umumnya kepemilikan sahamnya berada di tangan satu atau beberapa orang dan perusahaan yang bersifat terbuka kepemilikannya dimiliki oleh banyak orang. Sebagai contoh perusahaan Djarum, perusahaan ini perusahaan besar dimana kepemilikan sahamnya dimiliki oleh orang terkaya di Indonesia. Seandainya suatu hari nanti pemilik perusahaan Djarum mau menjual semua sahamnya alias melepas kepemilikan pada perusahaan tersebut tentu tidak ada yang melarang. Sang pemilik biasanya menjual sahamnya dalam harga yang wajar dan andai anda punya uang buat membelinya maka sah saja anda menjadi pemilik barunya. Dimanakah letak judinya kalau begitu karena ini murni transaksi jual beli perusahaan itu sendiri seperti anda beli cabe di pasar.
Umumnya prasangka negatif timbul karena melihat cepatnya fluktuasi harga saham sebuah perusahaan yang bisa dilihat pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Melihat dalam sehari saham bisa naik hingga sekian persen atau turun sekian persen membuat sebagian besar takut dan sebagian besar langsung mencemooh. Pergerakan yang demikian cepat karena kecepatan informasi harga saham itu sendiri yang sangat mudah didapat. Datangnya penjual dan pembeli dari seluruh pelosok dunia dengan kecepatan proses transaksi hanya memakan waktu sekian detik.
Kemudahan transaksi dan Kecepatan informasi menjadi pembeda dengan jual beli di pasar tradisional. Banyak yang tidak siap melihat kenyataan bahwa dunia sudah tidak sama seperti era abad pertengahan dulu. Dahulu untuk menjual suatu barangpun harus melewati samudera yang memakan waktu berbulan-bulan jadi informasi dan kecepatannya sudah tidak sama. Dapat disimpulkan perubahan harga saham adalah murni karena terjadi proses jual beli yang melibatkan kecepatan informasi dan kemudahan transaksi. Penjual dan pembeli dalam pasar saham haruslah memahami harga wajar saham. Pengetahuan tentang saham dapat dipelajari oleh siapapun dan kapanpun sehingga pada akhirnya anda akan mengerti bahwa saham itu jauh dari kata judi atau tebak-tebakan.